sejarah islam banjarmasin




Islam masuk diberbagai suku bangsa dikepulauan Indonesia ini tidak berlangsung dengan cara yang sama. Kisah mengenai orang yang suci dan cerita mengenai para penyebar agama islam dan tanah asal usul mereka sangat beragam.

Kemudian seiring perjalanan waktu muncul kerajaan-kerajaan Islam diberbagai wilayah Indonesia salah satunya adalah kerajaan Demak ( 1518-1550 ). Dengan adanya agama islam terutama di pulau jawa yaitu kerajaan demak maka mereka pun menyebarkan agama islam diseluruh  usatara dan kita lebih mengenal mereka para sembilan wali atau wali songo.

Sebelum agama islam masuk ke kalimanta selatan, di daerah ini telah tersebar setidaknya telah dipengaruhi agama Hindu. Hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya candi agung di Amuntai dan candi laras di Margasari. Kedua candi ini “membuktikan” dan berkaitan dengan dua kerajaan hindu di Kalimantan selatan, yaitu: Negara Dipa dan Negara Daha.



Negara Dipa berlokasi di Amuntai sekarang dan diperkirakan berdiri sekitar abad XII. Adapun Negara Daha di sekitar Negara sekarang dan diperkirakan berdiri sekitar abad XIV. Negara Daha adalah kerajaan hindu terakhir di Kalimantan selatan. Sbab, setelah kerajaan ini runtuh muncullah kerajaan Banjar yang beragama Islam.

Islam masuk ke Kalimantan Selatan pada masa jauh lebih belakangan dibanding misalnya, sumatra utara atau aceh. Diperkirakan, telah ada sejumlah muslim diwilayah itu sejak awal abad ke- 16, tetapi islam mencapai momentumnya baru setelah pasukan kesultanan demak dijawa datang kebanjarmasin untuk membantu pangeran samudra dalam perjuangannya dengan kalangan elite istana kerajaan daha. Setelah kemenangannya, pangeran samudra beralih memeluk agama islam pada sekitar 936/1526 dan diangkat sebagai sultan pertama dikesultanan banjar. Dia diberi gelar sultan surian syah atau surian Allah oleh seorang dai Arab.

Sejak hijrahnya nabi Muhammad Saw sampai dengan sekarang dimanapun tempatnya apabila terbentuknya masyarakat islam, maka yang pertama kali dibangun adalah masjid. Masjid menurut bahasa berasal dari bahasa arab dengan akar kata sajada. Sajada-yasjudu artinya sudah sujud atau sedang sujud. Masjid adalah bentuk isim makan, yaitu nama yang menunjukkan tempat. Masjid adalah tempat sujud, yaitu pengakuan atau pernyataan pengabdian lahir dalam sekali kepada pencipta alam semesta ini. Tidak ada gerak penghormatan yang lebih dalam melebihi gerakan menjatuhkan wajah ke lantai. Sujud memberikan makna bahwa apa tang diucapkan lidah bukanlah kata-kata kosong belaka.

Masjid mempunyai potensi yang vital dalam menyatukan umat dan menyusun kekuatan lahir dan bathin, untuk membina masyarakat islam atau daulah islamiyah berlandaskan semangat tauhid. Di dalam Masjid Nabi Muhammad SAW dapat mengadakan benteng pertahan yang bersifat moril dan spiritual, yaitu semngat jihad di jalan Allah, sehingga kaum muslimi yang waktu itu jumlahnya belum berapa banyak, rela mengorbankan hartabenda dan segenap kesenangan materi.

Di Masjid ini kaum muslimin dapat bertemu mengerjakan ibadah, belajar, mengadili perkara, jual beli, wisata rohani dan upacara lain. Kemudian ternyata bahwa banyak terjadi hiruk pikuk yang mengganggu orang-orang yang sedang sembahyang, maka dibuat suatu tempat yang khas untuk sembahyang dan satu lagi untuk jual beli. Tempat yang dibuat khas uuntuk sembahyang terletak jauh hiruk pikuk. Tempat ini dinamai masjid. Masjid ini memegang peranan besar untuk mempersatukan kaum muslimin dan mempertalikan jiwa mereka.

Dalam sejarah disebutkan bahwa raja-raja Indonesia yang memeluk islam baik raja besar atau raja kecil, misalnya yang disebut sultan atau adipati, menganggap bahwa masjid sebagai pelengkap dari kerajaannya dan adipati di kota kedudukannya.
sejarah islam banjarmasin sejarah islam banjarmasin Reviewed by Sepintas Kabar on June 04, 2017 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.